Kamis, 21 November 2013

EDITORIAL: Prancis, Bukti Aktual Keajaiban Sepak Bola

EDITORIAL: Prancis, Bukti Aktual Keajaiban Sepak Bola
Prancis merayakan kelolosan mereka ke Piala Dunia 2014 © AFP
Bola.net - Oleh: Gia Yuda Pradana

Tidak ada rumus pasti dalam sepak bola. Hal yang di awal sepertinya mustahil pun bisa diputarbalikkan. Sederet keajaiban sudah pernah tersaji di atas arena. Sebut saja Manchester United di final Liga Champions 1999 dan Liverpool di partai puncak kompetisi yang sama tahun 2005. Keberhasilan Prancis lolos ke Piala Dunia 2014 adalah contoh yang paling aktual.

Sabtu (16/11) dini hari WIB, setelah wasit Cuneyt Cakir meniup peluit panjang di Kiev tanda berakhirnya pertandingan play-off leg pertama antara Ukraina melawan Prancis yang dimenangi tuan rumah dengan skor 2-0, hampir semua orang berpikir bahwa Les Bleus takkan lolos ke Brasil. Pasalnya, performa sang juara dunia 1998 benar-benar jauh dari kata memuaskan. Ukraina sebaliknya. Dipadu fakta bahwa selama ini belum pernah ada tim yang lolos ke Piala Dunia setelah menyerah dua gol atau lebih di play-off zona Eropa leg pertama, keraguan pun semakin memuncak.

"France were outclassed by the Ukraine in Kiev," begitulah penilaian media-media luar setelah pasukan Mykhaylo Fomenko menang lewat gol Roman Zozulya dan penalti Andriy Yarmoleno dalam laga yang diwarnai kartu merah untuk Olexandr Kucher (Ukraina) serta Laurent Koscielny (Prancis) tersebut.




(Ukraina membukukan rating 7,23 dan Prancis 6,73 © WhoScored)

Nama besar Prancis dengan sejumlah pemain handalnya mendapat cobaan berat. Peluang mereka untuk lolos dipertanyakan. Hebatnya, tak ada satu pun penggawa Prancis yang bersedia menyerah sebelum turun ke medan perang kedua.

Langkah awal yang tepat. Namun, semangat saja tak cukup bagi Prancis untuk mewujudkan misi yang (hampir) mustahil tersebut. Perubahan signifikan juga mutlak diperlukan. Itulah yang mereka lakukan.

Empat hari setelah laga di Kiev, Rabu (20/11), kedua tim bertemu lagi untuk melakoni return leg penentuan di Stade de France. Di tempat inilah Prancis menciptakan keajaiban dan mematahkan 'kutukan dua gol plus play-off Eropa'.




(Rating Prancis melonjak tajam, sedangkan Ukraina terjun bebas © WhoScored)

Ya, keajaiban memang kerap terjadi dalam sepak bola. Pertanyaannya, apakah itu terjadi begitu saja? Tentu tidak.

Deschamps pasti langsung melakukan evaluasi usai pulang dari Kiev guna mencari apa yang salah. Jeda waktu empat hari digunakannya secara maksimal untuk mempersiapkan kebangkitan Franck Ribery dan kawan-kawan.

Deschamps juga meninggalkan skema 4-2-3-1, yang tidak efektif di kandang Ukraina, dan beralih ke 4-3-3. Pola ini pun terbukti dapat mengoptimalkan kemampuan ofensif Prancis sekaligus mewujudkan target mencetak tiga gol ke gawang Ukraina. Yang lebih penting, Deschamps merombak habis sebagian besar starter-nya. Mereka yang tampil mengecewakan di leg pertama diganti oleh rekan-rekannya. Hasilnya memuaskan. Bek Mamadou Sakho serta striker Karim Benzema, yang sebelumnya cuma jadi cadangan, dimainkan sejak menit awal dan mencetak gol-gol kemenangan untuk memastikan tiket ke Brasil.

Prancis menang 3-0 di Saint-Denis dan menyingkirkan Ukraina dengan agregat 3-2. "Ini adalah keajaiban sepak bola," kata Deschamps pascalaga kepada situs resmi FIFA.

Bagi Prancis, ini bukan pertama kalinya keajaiban terjadi pada mereka. Di final Euro 2000 melawan Italia, Prancis juga melakukan hal serupa dengan golden goal David Trezeguet.

Beda generasi, beda ajang, tetapi keduanya - begitu juga laga pemungkas United dan Liverpool - punya satu persamaan: semua merupakan hasil perpaduan kerja keras, strategi yang tepat serta keyakinan bahwa perjuangan baru berakhir setelah peluit panjang dibunyikan.

Dalam sepak bola, keajaiban merupakan hal yang lumrah. Namun, keajaiban itu tak tercipta begitu saja. Kombinasi tiga faktor dalam kalimat terakhir paragraf di atas adalah kunci utamanya.

Prancis sudah membuktikannya. (bola/gia)

sumber : bola.net

Ronaldo: Tak Ada Persaingan dengan Ibra

Ronaldo: Tak Ada Persaingan dengan Ibra
Ronaldo menolak anggapan dirinya bersaing dengan Ibra. © AFP

Bola.net - Tak lama usai undian babak play-off Piala Dunia Zona Eropa digelar dan mempertemukan Swedia dan Portugal, media langsung ramai-ramai membicarakan siapa yang bakal absen di Brasil tahun depan, Cristiano Ronaldo atau Zlatan Ibrahimovic.

Kedua pemain itu memang menjadi sosok vital di tim manapun mereka bermain. Belum lagi kedua sosok itu selalu bisa jadi predator menakutkan di dalam kotak penalti, di hampir semua laga yang mereka mainkan. Namun demikian, Ronaldo menampik jika dirinya memiliki persaingan pribadi dengan Ibra.

"Saya tidak melakoni persaingan tertentu dengan Ibra," jelas Ronaldo pada TV4.

"Ia adalah seorang pemain yang fantastis dan ia adalah bintang terbesar di Swedia, namun saya tidak berkompetisi dengannya. Saya hanya bermain untuk tim," tutupnya.

Ronaldo memang kini secara tidak langsung unggul dari Ibra. Hat-trick yang ia buat dini hari tadi membuat Portugal membenamkan asa Swedia untuk lolos ke Piala Dunia 2014. (tv4/rer)

sumber : bola.net